Sabtu, 30 Oktober 2010

Perbedaan Bahasa Lisan dengan Bahasa Tulis ( TUGAS )

Dalam pembagian ragam bahasa dikenal adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan digunakan dalam komunikasi lisan, sedangkan ragam bahasa tulis digunakan dalam komunikasi tulis. Antara kedua ragam tersebut tentu ada perbedaan. Apakah bedanya?
Penggunaan bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis itu berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis, sedangkan bahasa lisan merupakan rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman bahasa lisan. Bahasa tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah, dan sebagainya, sedangkan wacana lisan misalnya percakapan, ceramah (spontan), dan siaran langsung di radio atau tv.
Bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan dalam beberapa hal seperti berikut. Pertama, kalimat dalam wacana lisan cenderung kurang terstruktur (gramatikal) apabila dibanding dengan bahasa tulis. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan sering hanya berupa urutan kata yang membentuk frasa. Hal ini sangat alami (wajar) karena dalam menggunakan bahasa secara lisan penutur tidak sempat untuk merevisi bahasa yang diucapkannya. Penutur tidak mampu untuk memantau secara terus-menerus bahasa yang digunakannya. Sebaliknya, bahasa tulis cenderung lengkap dan panjang bahkan ada yang terdiri atas beberapa klausa. Penggunaan bahasa tulis dapat dipantau dan direvisi oleh penulisnya. Penulis memiliki kesempatan untuk melakukan hal ini.
Kedua,, bahasa lisan jarang menggunakan penanda hubung karena didukung oleh konteksnya. Bahasa tulis sering menggunakan penanda hubung untuk menunjukkan suatu hubungan ide, seperti namun, oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan hal itu dan sebagainya. Ketiga, bahasa lisan cenderung tidak menggunakan frasa benda yang panjang, sedangkan dalam tulis sebaliknya. frasa benda yang panjang seperti kegiatan armada pencari reruntuhan pesawat ulang alik Challenger. Frasa ini relatif panjang. Penggunaan frasa demikian ini sering digunakan dalam bahasa tulis. Keempat, kalimat-kalimat dalam bahasa tulis cenderung berstruktur subjek-predikat sedangkan bahasa lisan tidak menggunakan struktur tersebut. Kelima, dalam bahasa lisan, pembicara dapat mengubah struktur atau memperhalus ekspresi yang kurang tepat pada saat itu juga, sedangkan dalam bahasa tulis hal itu tidak dapat dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan bentuk bahasa “Maksud saya …”, “Maksudnya begini ….”. Keenam, dalam bahasa lisan, khususnya dalam percakapan sehari-hari, pembicara cenderung menggunakan kosakata umum. Sebaliknya, dalam bahasa tulis sering digunakan istilah teknis yang mempunyai makna khusus. Penggunaan istilah khusus itu cenderung dihindari dalam wacana lisan, seperti dalam percakapan sehari-hari. Namun, dalam bahasa lisan yang resmi, seperti seminar atau diskusi, istilah teknis juga sering digunakan. Ketujuh, dalam bahasa lisan sering diulang bentuk bahasa yang sama dan digunakan sejumlah ‘pengisi’ misalnya: “Saya pikir …”, “Anda ketahui …”, “Jika Anda mengetahui apa yang saya maksud, ….”, dsb. Pada bahasa tulis jarang sekali pemakaian ‘pengisi’ dan pengulangan bentuk yang sama tersebut.

1 komentar: